Paroki St. Maria Tak Bernoda Rangkassitung

Sabtu, 30 Agustus 2014

Profil Singkat Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkasbitung

Nama/Pelindung    : Santa Maria Yang Terkandung Tak Bernoda
Buku Paroki          : Sejak tahun 1888
Alamat                  : Jalan Multatuli Nomor 38 Rangkasbitung 42311 - Kabupaten Lebak Provinsi                                     Banten
No. Telepon/ Fax. : (0252) 201652
Pastor Paroki       : RD. Andreas Bramantyo
Pastor Rekan       : RD. Antonius Garbito Pamboaji

Sebelum tahun 1929 daerah Banten hanya dapat dikunjungi oleh Pastor-pastor
Yesuit dari Jakarta secara berkala. Tak lama kemudian para Pastor Fransiskan pun hadir
di bumi pertiwi Indonesia. Oleh karena itu, Vikaris Jendral Jakarta mempercayakan
daerah Banten itu kepada "Para Pendekar" Gereja, yang berjubah coklat tua itu.
Kemudian Pater HH. Lunter OFM mengawali karya baktinya dengan mengadakan
kunjungan bulanan. Lama kelamaan kunjungan bulanan itu diganti dengan menetapnya
Pastor pertama di daerah Banten (Rangkasbitung), yaitu Pater HH. Lunter OFM, sejak
tanggal 12 Oktober 1933. Di situlah Pater HH. Lunter OFM, berhasil bertemu dan
berjuang bersama suster-suster Fransiskus Misionaris Maria (FMM). Para suster FMM
itu kemudian menjalin kerjasama dengan "Persatuan Pengusaha Perkebunan Lebak",
dengan menyelenggarakan sebuah Rumah Sakit yang mungil dan sederhana, namun
sanggup melayani pengobatan bagi penduduk Lebak Rangkasbitung dan sekitarnya.
Sebenarnya Rumah Sakit itu telah didirikan oleh Para Pengusaha Perkebunan Lebak di
Banten Tengah/Selatan.

Atas kerjasama yang baik antara Pastor dan Suster dengan Tuan van Leeuwen,
maka didirikanlah sebuah Gereja kecil (Kapel) di Rangkasbitung. Kapel tersebut
diberkati oleh Pater Provinsial Caminada OFM, pada tanggal 19 Desember 1933.

Setelah Pater HH. Lunter OFM berkarya di Banten, beliau diganti oleh Pater YC.
Heitkönig OFM, kemudian diganti lagi oleh Pater FJH. Teepe OFM, dan menyusul Pater
AAG. Cremers OFM. Semenjak Pater HH. Lunter OFM berkarya mulailah bermunculan
stasi kecil, sayangnya saat itu tidak dimulainya karya baru guna melayani rakyat
Rangkasbitung, selain Karya Kesehatan hingga meletusnya Perang Dunia II. Saat itu
memang masih berlaku Peraturan Pemerintah Kolonial Belanda yang menghalangi
Pastor-pastor memasuki beberapa daerah pedalaman demi Rust en Orde, yaitu takut
akan menimbulkan huru-hara akibat kedatangan para Pastor maupun pendeta di
daerah pedalaman. Mereka diberi izin sebatas melayani dan mengunjungi umatnya
sendiri. Faktor penghambat lainnya adalah masalah bahasa dan kebangsaan untuk
dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.

Selain hambatan diatas, muncullah hambatan lain di zaman penjajahan Jepang.Pada zaman Jepang itu, Pater AAG. Cremers OFM dan Pater Van der Hoogen dari Serang
bersama para Suster asal Belanda dan Belgia ditahan di dalam Kamp (tahanan perang)
di Cimahi dan Baros. Atas usaha Vikariat Apostolik Batavia waktu itu Mgr. Petrus
Johannes Willekens, SJ, maka satu-satunya Suster, yaitu Suster Waldeburga FMM
(berkebangsaan Jerman), dan dua Suster Ursulin berkebangsaan Indonesia (Jawa) tidak
diinternir. Sehingga mereka dapat meneruskan karya baktinya di Rumah Sakit Lebak
Rangkasbitung. Jerman merupakan sekutu Jepang, sehingga ada dispensasi bagi orang
berkebangsaan Jerman. Demikian pula para "Pendekar Berjubah Coklat", selama
berada di Kamp (tahanan perang), para Pastor Yesuitlah yang sedikit banyak berkorban
mengunjungi Umat Katolik di Rangkasbitung, yang saat itu juga mulai banyak
bermunculan. Setelah Jepang menyerah dan perang berakhir, maka para Suster
Belanda, dan Pater AAG. Cremers OFM kembali pulang ke Rangkasbitung.

Pada saaat pergolakan kemerdekaan, Pastor AAG. Cremers OFM sempat menjadi
"kurban" dari semangat nasionalisme para pemuda yang berkobar-kobar, yang pada
saat itu belum mengenal peranan dan tugas seorang Pastor. Semula disangka seorang
Pastor, yang waktu itu kebanyakan berasal dari Negeri Belanda, juga ikut memihak
Belanda. Sekalipun para Pastor hanya melayani di bidang rohani bagi umatnya di
wilayah Banten, namun ternyata Pastor AAG. Cremers OFM itu ditangkap dan
dikabarkan dalam bahaya besar. Tetapi berkat jasa dokter Adjidarmo (seorang Muslim),
maka Pater AAG. Cremers bersama Pater Van der Hoogen OFM dari Serang berhasil
diselamatkan hidupnya. Semula mereka dikabarkan telah meninggal dunia, sehingga
Pater RJ. Koesnen OFM ditempatkan di Rangkasbitung sebagai pengganti Pater AAG.
Cremers OFM. Tetapi, pada kenyataannya Pater AAG. Cremers dan Pater Van der Hoogen
OFM itu muncul kembali dan mereka dalam keadaan sehat. Suasana di Rangkasbitung
tetap "panas" sampai timbul lagi keadaan yang membahayakan, terutama bagi para
Suster. Para Suster itu walaupun tidak mau meninggalkan Rangkasbitung, mereka juga
"diamankan" dan dibawa ke Jakarta. Walaupun dengan perundingan yang cukup lama,
akhirnya para Suster FFM itu akhirnya diizinkan pulang ke Rangkasbitung. Ketika
mereka berada di garis Demarkasi antara tentara Belanda dan Tentara Pemuda
Indonesia telah menunggu kedatangan mereka. Setelah masa perjuangan fisik usai,
maka Pater RJ. Koesnen OFM yang mulai bertugas di Rangkasbitung sejak tersiarnya
berita meninggalnya Pater AAG. Cremers OFM, tetap bertugas di Rangkasbitung yang
kemudian diganti oleh Pater A. Schnijder OFM.

Karya Pendidikan
Di masa karya pelayanan Pater A. Schnijder OFM inilah maka Yayasan Mardi
Yuana mulai bergerak untuk membantu bidang pendidikan bagi bangsa yang merdeka.
Tanpa memandang agama dan latar belakang yang saling berbeda, Perguruan Mardi
Yuana (yang sekarang bernama Yayasan Mardi Yuana) membantu masyarakat di
Karesidenan Banten untuk memperoleh pendidikan. Selain mendirikan TK, SD, dan
SMP di Serang, di Rangkasbitung didirikan pula TK, SD, dan SMP secara bertahap.
Bahkan sampai ke pelosok-pelosok daerah Banten, yaitu Cisalak Baru, Cikadu, Cikareo,
Cikotok, Sanghiyang Damar, dan Labuan. Saat ini lembaga pendidikan Katolik yang
berkarya di wilayah Paroki St. Maria Tak Bernoda Rangkasbitung adalah
1. Taman Kanak-Kanak Mardi Yuana Rangkasbitung
2. Sekolah Dasar Mardi Yuana Rangkasbitung
3. Sekolah Menengah Pertama Mardi Yuana Rangkasbitung
4. Taman Kanak-Kanak Mardi Yuana Labuan
5. Sekolah Dasar Mardi Yuana Labuan
6. Akademi Keperawatan Yatna Yuana Rangkasbitung

Dahulu di Rangkasbitung pun ada asrama bernama Asrama "Seri Kedjora".
Pengurus Asrama "Seri Kedjora" ditangani oleh Pater A. Schnijder OFM. Menurut data
Paroki, yang tertanggal 30 September 1952 Asrama "Seri Kedjora" itu merawat dan
membina maupun mendidik 11 anak yatim piatu. Tujuan didirikannya Asrama "Seri
Kedjora adalah untuk mengajar dan mendidik putera-puteri warga Indonesia agar
menjadi orang yang baik, berguna bagi masyarakat. Namun akhirnya, karena kurangnya
dana, maupun tidak ada pengurus yang sanggup menangani, maka Asrama "Seri
Kedjora" dibubarkan pada pertengahan tahun 1983.

Peran para Pastor diatas tidaklah kecil dalam memberikan sumbangsihnya
terhadap keberadaan Paroki ini. Berikut ini di daftar nama para pastor yang pernah dan
sedang berkarya di Paroki Santa Maria Tak Bernoda Rangkasbitung:
1. RP. HH. Lunter, OFM.
2. RP. YC. Heitkonig, OFM.
3. RP. FJH. Teepe, OFM.
4. RP. AAG. Cremers, OFM.
5. RP. WAJ. Kohler, OFM.
6. RP. H. Van der Hoogen, OFM.
7. RP. M. Ismael Hardjowardjojo, OFM.
8. RP. Yos Wahyo Sudibyo, OFM.
9. RP. RJ Koesnen, OFM.
10. RP. Agustinus Schnijder, OFM.
11. RP. JC. Postma, OFM.
12. RP. Harry J.J.Vermeulen, OFM.
13. Mgr. NJC.Geise, OFM.
14. RD. Raden Mas CS. Tjipto Kusumo.
15. RP. AG. Yacobus, OFM.
16. RP. A. Sutono Wiriosuwarno, OFM.
17. RP. TH. GY. Ruijs, OFM.
18. RP. CS. Tjiptokusumo, OFM.
19. RP. TH. Koopmann, OFM.
20. RP. C. Van der Berg, OFM.
21. RP. Vicente Kunrath, OFM.
22. RP. HV. Genuchten, OFM.
23. RP. P. Dupont, OFM.
24. RP. Frans Sutono, OFM.
25. RP. W. Hofsteede, OFM
26. RP. J. Demmers, OFM.
27. RD. St. Danuwidjojo
28. RD. D. Parto Sudarmo, OFM.
29. RD. Felix Teguh Suwarno
30. RD. Yoseph Hardjono
31. RD. Benyamin Sudarto
32. RD. Tarsisius Suyoto
33. RD. Stefanus Maria Sumardiyo AP
34. RD. Frans Mulyadi
35. RD. Fabianus S. Heatubun
36. RD. Markus Lukas
37. RD. Yohanes Maria Ridwan Amo
38. RD. Paulus Haruno
39. RD. Ch. Tri Harsono
40. RD. Albertus Simbul Gaib
41. RD. AHY. Sudarto
42. RD. Christophorus Lamen Sani
43. RD. Thomas V. Saidi
44. RD. Thomas G. Selamet Riyadi
45. RD. Yustinus Dwi Karyanto
46. RD. Marselinus Wahyu Dwi Harjanto
47. RD. Franciscus Xaverius Sutanto
48. RD. Yosep Sirilus Natet
49. RD. Bartolomeus Gatot Wotoseputro
50. RD. Antonius Garbito Pamboaji
51. RD. Andreas Bramantyo

Keadaan Paroki Saat Ini.
Umat Paroki Rangkasbitung yang berdasarkan Buku Permandian telah berusia
80 tahun pada tanggal 8 Agustus 2013 memiliki umat yang sebagian besar merupakan
warga pendatang. Berdasarkan data statistik Paroki pada tahun 2012, Paroki
Rangkasbitung memiliki 1.190 umat yang terdiri atas umat pendatang asal DIY, Jawa
Tengah, Jawa Barat, Sumatera, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian lagi warga
keturunan warga Tionghoa. Pertumbuhan umatnya memang terbilang kecil.
Wilayah Paroki St. Maria Tak Bernoda Rangkasbitung sangat luas, meliputi 3
(tiga) Kabupaten, yaitu Kab. Lebak, Kab. Pandeglang dan Kab. Bogor. Wilayah tersebut
dibagi atas 7 (tujuh) lingkungan dan 3 (tiga) stasi, dengan rincian sebagai berikut:
1. Lingkungan Santo Andreas, berada di kota Rangkasbitung
2. Lingkungan Santo Lukas, berada di kota Rangkasbitung
3. Lingkungan Santo Markus, berada di kota Rangkasbitung
4. Lingkungan Santo Petrus, berada di kota Rangkasbitung
5. Lingkungan Santo Yohanes, berada di kota Rangkasbitung
6. Lingkungan Santo Matius, berada di Maja, Kab. Lebak
7. Lingkungan Santo Paulus, berada di kota Pandeglang
8. Stasi Santo Ignasius Cikotok, berada di Cikotok, Kab. Lebak
9. Stasi Santo Laurensius, , berada di Parungpanjang, Kab. Bogor
10. Stasi Santo Michael, berada di Labuan, Kab. Pandeglang

Lingkungan Santo Markus
Nama Pelindung : Santo Markus
Letak : Kota Rangkasbitung
Tahun berdiri : 1991
Jadwal Kegiatan lingkungan : Hari Senin
Waktu : pkl. 19.00 WIB

Lingkungan St. Markus merupakan hasil penggabungan dari Kring Matius, Kring St.
Yakobus dan sebagian Kring St. Filipus. Kegiatan lingkungan dilaksanakan pada setiap
hari Selasa pada pukul 19.00 WIB. Tempat kegiatan lingkungan biasanya dilakukan di
rumah warga lingkungan secara bergilir atau di Gua Maria (pada bulan Mei dan
Oktober). Perayaan Ekaristi lingkungan dilaksanakan minimal setiap satu bulan sekali.

Lingkungan Santo Lukas
Nama Pelindung : Santo Lukas
Letak : Kota Rangkasbitung
Tahun berdiri : 1991
Jadwal Kegiatan lingkungan : Hari Rabu
Waktu : pkl. 19.00 WIB

Lingkungan St. Lukas merupakan hasil penggabungan dari Kring Thomas dan sebagian
Kring St. Filipus. Kegiatan lingkungan dilaksanakan pada setiap hari Rabu pada pukul
19.00 WIB. Tempat kegiatan lingkungan biasanya dilakukan di rumah warga lingkungan
secara bergilir atau di Gua Maria (pada bulan Mei dan Oktober). Perayaan Ekaristi
lingkungan dilaksanakan minimal setiap satu bulan sekali.

Lingkungan Santo Petrus
Nama Pelindung : Santo Petrus
Letak : Kota Rangkasbitung
Tahun berdiri : 1980-an
Jadwal Kegiatan lingkungan : Hari Senin
Waktu : pkl. 19.00 WIB

Kegiatan lingkungan dilaksanakan pada setiap hari Senin pada pukul 19.00 WIB.
Tempat kegiatan lingkungan biasanya dilakukan di rumah warga lingkungan secara
bergilir atau di Gua Maria (pada bulan Mei dan Oktober). Perayaan Ekaristi lingkungan
dilaksanakan minimal setiap satu bulan sekali.
Salah satu bidang kegiatan yang menonjol di lingkungan ini adalah bidang sosial
ekonomi dengan membentuk, mengkoordinir, serta mengelola suatu usaha simpan
pinjam yang bernama Paguyuban Simpan Pinjam Lingkungan Santo Petrus yang masih
berjalan dengan baik hingga saat ini. Keanggotaan dalam paguyuban ini bersifat
terbuka, tidak hanya dari lingkungan St. Petrus saja, melainkan dari lingkungan lain,
bahkan ada beberapa anggota yang beragama non-Katolik.

Lingkungan Santo Yohanes
Nama Pelindung : Santo Yohanes
Letak : Kota Rangkasbitung
Tahun berdiri : 1980-an
Jadwal Kegiatan lingkungan : Hari Senin
Waktu : pkl. 18.30 WIB

Kegiatan lingkungan dilaksanakan pada setiap hari Senin pada pukul 18.30 WIB.
Tempat kegiatan lingkungan biasanya dilakukan di rumah warga lingkungan secara
bergilir atau di Gua Maria. Perayaan Ekaristi lingkungan dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan warga lingkungan.

Lingkungan Santo Andreas
Nama Pelindung : Santo Andreas
Letak : Kota Rangkasbitung
Tahun berdiri : 2008
Jadwal Kegiatan lingkungan : Hari Rabu
Waktu : pkl. 19.00 WIB

Lingkungan St. Andreas merupakan hasil pecahan dari Lingkungan St. Lukas. Tempat
kegiatan lingkungan biasanya dilakukan di rumah warga lingkungan secara bergilir atau
di Gua Maria (pada bulan Mei dan Oktober). Perayaan Ekaristi lingkungan dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan warga lingkungan.

Lingkungan Santo Paulus
Nama Pelindung : Santo Paulus
Letak : Kota Pandeglang
Tahun berdiri : -
Tahun berdiri : -
Jadwal Kegiatan lingkungan : Hari Kamis
Waktu : pkl. 19.00 WIB

Kegiatan lingkungan dilaksanakan pada setiap hari Kamis pada pukul 19.00 WIB.
Tempat kegiatan lingkungan biasanya dilakukan di rumah warga lingkungan secara
bergilir. Perayaan Ekaristi lingkungan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan warga
lingkungan.

Lingkungan Santo Matius
Nama Pelindung : Santo Matius
Letak : Kecamatan Maja
Tahun berdiri : 2000-an
Jadwal Kegiatan lingkungan : Hari Minggu

Lingkungan ini berada di luar kota Rangkasbitung, namun masih dalam wilayah Kab.
Lebak, Prov. Banten. Perayaan Ekaristi dilaksanakan setiap sebulan sekali pada Minggu
ke-3. Setiap hari Minggu dilaksanakan Ibadat Sabda bertempat di rumah warga
lingkungan secara bergilir.

Stasi St. Ignatius – Cikotok
Cikal bakal umat Katolik di Cikotok berawal dari adanya permintaan akan tenaga kerja
dari pimpinan perusahaan pertambangan emas pada waktu itu (bernama Perusahaan
Pembangunan Pertambangan NV) yang kebetulan beragama Katolik kepada Bapak
Uskup Bogor waktu itu, Mgr. N.J.C. Geise, OFM. Kemudian Bapak Uskup Bogor
memberikan informasi tersebut kepada Uskup Agung Semarang, dan selanjutnya
diteruskan ke Paroki-paroki se-Jawa Tengah. Akhirnya pada tahun 1957, datanglah
tenaga kerja umat Katolik yang berasal dari Klaten dan Boro, Bantul sebanyak 50 orang.

Untuk memenuhi kebutuhan akan sarana peribadatan, maka dimulailah pembangunan
sebuah Kapel yang kemudian diberi nama Kapel Santo Yosep. Kapel tersebut mulai
dibangun atas swadaya umat Katolik Cikotok pada tahun 1967, mendapat lahannya dari
PT Aneka Tambang dan sumbangan dari Dinas Kehutanan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan sarana peribadatan, maka dimulailah pembangunan
sebuah Kapel yang kemudian diberi nama Kapel Santo Yosep. Kapel tersebut mulai
dibangun atas swadaya umat Katolik Cikotok pada tahun1967, mendapat lahannya dari
PT Aneka Tambang dan sumbangan dari Dinas Kehutanan.
Pada tahun 1969 Kapel Gereja Katolik diresmikan oleh Pimpinan Pertambangan OFM
dengan nama Kapel Santo Yosep, Stasi Santo Ignasius. Sekarang umat Katolik yang dulu
bekerja di pertambangan Cikoto sudah pensiun atau pindah ke tempat lain. Misa Kudus
biasanya dirayakan pada Minggu ke-2 setiap bulannya. Setiap hari Minggu dilaksanakan
Ibadat Sabda.

Stasi St. Michael – Labuan
Stasi St. Michael Labuan berada di kota Kecamatan Labuan yang secara administratif
wilayah termasuk dalam Kabupaten Pandeglang. Namun secara administratif wilayah
termasuk dalam Kabupaten Pandeglang. Namun secara administrasi wilayah Gereja,
stasi ini masuk dalam Paroki St. Maria Tak Bernoda Rangkabitung. Berjarak sekitar 62
km dari kota Rangkasbitung. Bila dilihat dari wilayah secara adminitrasi pemerintahan,
Stasi Labuan ini masuk ke dalam wilayah Kabupaten Pandeglang yang jaraknya sekitar
48 km dari kota Labuan. Bila kita berbicara tentang potensi kabupaten ini, kita bisa
melihat potensi Kabupaten Pandeglang bersumber dari berbagai bidang. Salah satunya
adalah bidang pariwisata. Dan memang untuk bidang pariwisata tersebut, kabupaten
ini memiliki pariwisata andalan seperti Pantai Carita, Pulau Umang, Tanjung Lesung dan
Ujung Kulon. Keberadaan stasi ini berawal dari didirikannya Sekolah Dasar Mardi Yuana
pada tahun 1959 dengan jumlah umat yang hanya 2 -4 orang saja. Dengan adanya
perkembangan kota dan dan wilayah, jumlah umat Katolik pun mulai bertambah.
Dengan begitu jadwal pelayanan iman yang diberikan Paroki pun mulai dijadwalkan
secara permanen yaitu 1 bulan sekalidengan mengambil tempat ruangan kelas dari SD
Mardi Yuana Labuan, kegiatan Misa Kudus dan kegiatan Gereja lainnya dilakasanakan.
Hal ini berlangsung hingga saat ini. Warga Stasi Labuan berasal dari berbagai suku yaitu,
Jawa, Sunda, Batak, Flores, Manado dan Tionghoa. Dan tersebar di Kecamatan Labuan.
Dengan adanya kebijakan dari Romo Paroki, bahwa Stasi St. Michael dapat berdiri
sendiri, sejak saat itu juga Stasi St. Michael mulai membentuk kepengurusan yang lebih
besar. Mulai dari paniti-panitia perayaan hari-hari besar Paskah dan Natal, keuangan,
mardilaya, PSE dan lain-lain. Dengan begitu semua kegiatan menggereja dapat
dilaksanakan dengan baik. Sampai sekarang kamipun masih melaksanakan kegiatankegiatan
tersebut.

Stasi St. Laurensius – Parungpanjang
Stasi ini adalah stasi paling Timur dari Paroki Rangkasbitung. Warga stasi ini umumnya
adalah para pendatang yang berasal dari Jawa (Jateng, DIY, Jatim), Sumatra, dan Nusa
Tenggara Timur yang bekerja di Jakarta dan berdomisili di Parungpanjang. Misa Kudus biasanya dirayakan pada Minggu pertama setiap bulannya. Setiap hari Minggu dilaksanakan Ibadat Sabda. Perayaan Ekaristi atau Ibadat Sabda dilaksanakan di rumah warga stasi secara bergilir. Pada 17 Februari 2013 warga Stasi Parungpanjang sudah memiliki sebuah tempat ibadah yang bernama Rumah Doa Santo Laurensius
Parungpanjang yang peresmiannya dilakukan oleh Uskup Bogor Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM.

Sekalipun terbilang kecil, namun dalam hal keorganisasian serta kegiatan
menggereja, umat Paroki Rangkasbitung ini tidak mau ketinggalan dengan Paroki-
Paroki lainnya. Beberapa kegiatan Paroki yang telah terlaksana dan terdapat dalam
wadah organisasi misalnya saja, Bidang Sosial Ekonomi, memberikan bantuan karitatif
kepada keluarga kurang mampu berupa bantuan paket sembako. Memberikan bantuan
informasi tentang lowongan kerja bagi para pencari kerja. Memberikan bantuan kepada
para korban bencana alam. Mengadakan bakti sosial yang bekerja sama dengan Pemuda
Katolik serta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Bidang Pastoral yang
menitikberatkan pelayanan rohani yang berupa kegiatan Liturgi, Pewartaan, maupun
pelayanan-pelayanan lainnya. Bidang Pendidikan dan Pembinaan Kader yang telah
membina generasi muda (OMK) dan mendorong terbentuknya Pemuda Katolik yang
hingga terdaftar di Kantor Sospol maupun di DPD KNPI Kabupaten Lebak.
Saat ini ada beberapa organisasi kategorial tumbuh di Paroki yang terbilang kecil ini. Di
antaranya adalah Paguyuban Simeon Hana yang khusus menghimpun umat lansia,
Paguyuban Alumni Kursus Evangelisasi Pribadi (PAKEP). Ada juga organisasi yang
dulunya pernah eksis di Paroki ini, kemudian vakum, saat ini mencoba kembali eksis
seperti Persekutuan Doa Pembaharuan Karismatik Katolik.

4 komentar:

  1. Stasi st laurensius pp ada dijalan apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Blok E2 Nomor 3-4 Griya Parung Panjang, Desa Kabasiran, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat

      Hapus
  2. maap, ada yg kenal dengan agus pius marpaung? kalo ada boleh kontak sy di tmandey@gmai.com. terimakasih

    BalasHapus
  3. Mohon dukungan doa untuk saya sudah 5 tahun sakit stroke dan insomnia. Terima kasih. Melchior Suroso

    BalasHapus